Sunday, May 4, 2008

Aku lahir di Prenduan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada 15 November 1963.
Ayahku bernama AHMAD SA'AD b BAIDAIE (TAJIBUDIN / JUDOWIDJOJO) b JAMALUDDIN b HASAN (Kudus). BAIDAIE kawin dengan SATIMA b NAWAWI b BULLAH (Malang). Ayahku menjadi Kepala Desa Prenduan pada 1976 s/d 2000, menggantikan bapaknya (kakekku).
Ibuku adalah seorang guru ngaji bernama HILMAH b SAIDAH b MAWARDI b KHATIB b IDRIS b MURDIYAH b ABDUL QORIB b NURUDIN b IBRAHIM (Bindhara Bungso) b ABDULLAH b A.RAHIM b K.SERDIR I b K.IRAWAN b WAGUNG RUKYAT b ENDANG KILANGEN b BARAGUNG b MANDARAGA. Nenek ibuku adalah MUSLIHAH b JAMALUDIN (Kembang Kuning) b. K.A.RAHMAN (Banyuanyar) b. K.IHSAN (Buju' Khamsa) b R.SUMOWIJOYO (Bujudan).
Waktu kecil, sebelum sekolah, cita-citaku ingin menjadi Kepala Desa seperti kakek(bapak ayah)ku. Cita-cita itu tidak tercapai, tetapi, alhamdulillah, sekarang aku adalah seorang dosen.
Umur 6 tahun aku sekolah di Madrasah Ibtidaiyah al-Washliyah (MIA, sekarang menjadi MI al-Amien) pagi hari, dan pada sore harinya belajar agama di Mathlabul Ulum Diniyah (MUD). Umur 12 aku belajar di Pesantren TMI al-Amien, Prenduan, yang diasuh oleh sepupu nenek(ibu dari ibu)ku hingga tahun 1981.
Tahun 1984 aku ke Jakarta dan belajar di Jurusan Pendidikan Agama (Islam) Fakultas Tarbiyah, Univ. Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Tahun 1991 aku belajar di Pascasarjana (S2) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sejak tahun 2002 aku meneruskan studi di S3 UIN (dulu IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini aku sedang menulis disertasi sebagai tugas akhir untuk mencapai gelar Doktor.
Salah satu kesenanganku adalah berorgnisasi. Waktu di pesantren, aku menjadi Wkl Sekretaris ISMI (Ikatan Santri TMI) dan Waka Gudep 009 Prenduan Sumenep. Selepas dari pesantren aku aktif di IPNU (Ikatan Pelajar NU) Sumenep. Ketika mahasiswa aku aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Ciputat, dan pada 1990-91 aku menjadi Ketua Bakornas LDMI-PB.HMI.
Saat ini aku menjadi Ketua Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia) NU PW-Banten, dan salah seorang pengurus Majlis Dzikir-SBY "Nurussalam" Wilayah Banten.

Tuesday, December 25, 2007

muhaqqiq = mufallil ?

Tanggal 14 - 18 Desember lalu aku ikut Pelatihan Calon Muhaqqiq Nasional yang diselenggarakan oleh Depag RI. Dalam ceramahnya, ibu Prof. Dr. Nabilah Lubis menyatakan bahwa tahqiq = filologi. Aku bertanya, sama identik, atau tahqiq salah satu bagian dari filologi? Beliau jawab, identik. Aku "nyanggah", kenapa buku Arab yang ditahqiq oleh si fulan(haqqaqahu fulan) ditermahkan dalam bahasa Inggris edited by fulan, dan bukan philologed by fulan?
Akhirnya teman-teman peserta bikin istilah baru: muhaqqiq = mufallil..... Ha ha..

Friday, November 30, 2007

salam

Ini adalah blogku. Semoga bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan umat manusia...